Adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Akan beresiko
tinggi apabila dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Baik laki-laki maupun
perempuan bisa beresiko tertular penyakit kelamin. Perempuan beresiko lebih
besar tertular karena bentuk alat reproduksinya lebih rentan terhadap Penyakit
Menular Seksual (PMS). Sayangnya, 50% dari perempuan yang tertular PMS tidak
tahu bahwa ia sudah tertular. PMS tidak dapat dicegah hanya dengan :
·
Membersihkan alat kelamin
setelah berhubungan seksual.
·
Minum jamu tradisional.
·
Minum obat antibiotik
sebelum dan sesudah berhubungan seksual.
PMS yang umum terdapat di Indonesia adalah :
1.
Gonorrea.
2.
Clamidia.
3.
Sifilis.
4.
Herpes genital.
5.
Trikonomiasis.
6.
Ulkul mole (chancroid).
7.
Kutil kelamin.
8.
HIV-AIDS.
1.
GONORREA (GO)
Kuman penyebabnya : Neisseria gonnorrhoeae.
Masa inkubasi atau penyebaran kuman : 2 – 10 hari setelah hubungan seks.
Tanda-tanda : nyeri pada saat kencing, merah, bengkak dan bernanah pada
alat kelamin.
Komplikasi yang timbul : infeksi radang panggunl, mandul, menimbulkan
kebutaan pada bayi yang dilahirkan.
Pemeriksaan : pewarnaan gram dan biakan agar.
2.
SIFILIS (RAJA SINGA)
Kuman penyebab : Trepanema palidum.
Masa inkubasi : tanpa gejala berlangsung 3 – 13 minggu, lalu timbul
benjolan sekitar alat kelamin, disertai pusing, nyeri tulang, akan hilang
sementara. 6 – 12 minggu setelah hubungan seks muncul bercak merah pada tubuh
yang dapat hilang sendiri tanpa disadari. 5 – 10 tahun penyakit ini akan menyerang
susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung.
Komplikasi pada wanita hamil : dapat melahirkan dengan kecacatan fisik
seperti kerusakan kulit, limpa, hati dan keterbelakangan mental.
Pemeriksaan : tes laboratorium untuk mendeteksi RPR (Rapid Plasma
Reagent) dan TPHA (Trepanema Palidum Hemagglutination Assay).
3.
TRIKONOMIASIS
Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.
Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain : Keluar cairan
vagina encer berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk; Sekitar
kemaluan bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman.
Komplikasi yang bisa terjadi : lecet sekitar kemaluan, bayi lahir
prematur, memudahkan penularan infeksi HIV.
Tes laboratorium untuk mendeteksi sediaan basah KOH.
4.
ULKUS MOLE
(Chancroid)
Disebabkan oleh bakteri Hemophilus ducreyi.
Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain : Luka lebih dari
diameter 2 cm, cekung, pinggirnya tidak teratur, keluar nanah dan rasa nyeri;
Biasanya hanya pada salah satu sisi alat kelamin. Sering (50%) disertai
pembengkakan kelenjar getah bening di lipat paha berwarna kemerahan (bubo) yang
bila pecah akan bernanah dan nyeri.
Komplikasi yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu hamil yang
tertular, memudahkan penularan infeksi HIV.
Tes laboratorium untuk mendeteksinya dengan pewarnaag Gram dan Biakan
agar selama seminggu.
5.
KLAMIDIA
Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya
kronis, karena sebanyak 70% perempuan pada awalnya tidak merasakan gejala
apapun sehingga tidak memeriksakan diri.
Gejala yang ditimbulkan : Cairan vagina encer berwarna putih kekuningan;
Nyeri di rongga panggul; Perdarahan setelah hubungan seksual.
Komplikasi yang mungkin terjadi : Biasanya menyertai gonore; Penyakit
radang panggul; Kemandulan akibat perlekatan pada saluran falopian; Infeksi
mata pada bayi baru lahir; Memudahkan penularan infeksi HIV.
Tes laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi adalah Elisa, Rapid
Test dan Giemsa.
6.
KUTIL KELAMIN
Disebabkan oleh Human Papiloma Virus.
Gejala yang ditimbulkan : tonjolan kulit seperti kutil besar disekitar
alat kelamin (seperti jengger ayam).
Komplikasi yang mungkin terjadi : kutil dapat membesar seperti tumor;
bisa berubah menjadi kanker mulut rahim; meningkatkan resiko tertular HIV-AIDS.
Tidak perlu mendeteksi laboratorium karena langsung dapat terlihat oleh
mata biasa.
7.
HIV-AIDS
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang
menyebabkan AIDS. Virus ini menyerang sel darah putih manusia yang merupakan
bagian paling penting dalam system kekebalan tubuh.
AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah kumpulan
gejala-gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Seseorang yang terinfeksi HIV secara fisik tidak ada bedanya dengan
orang yang tidak terinfeksi. Hampir tidak ada gejala yang muncul pada awal
terinfeksi HIV. Tetapi ketika berkembang menjadi AIDS, maka orang tersebut
perlahan-lahan akan kehilangan kekebalan tubuhnya sehingga mudah terserang
penyakit dan tubuh akan melemah.
Obat-obatan yang ada pada saat ini, belum mampu untuk menjanjikan suatu
kesembuhan yang pasti.
Tes HIV (ELISA dua kali) perlu disertai konseling sebelum dan sesudah
tes dilakukan.
Setiap orang beresiko tertular HIV-AIDS, baik tua maupun muda, kaya atau
miskin, heteroseksual maupun homoseksual, terkenal maupun tidak terkenal.
Resiko tertular HIV tidak berkaitan dengan siapa kita, tetapi apa yang kita
lakukan.
HIV dapat ditularkan dengan cara :
·
Hubungan seksual tanpa
pelindung dengan Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA).
· Menggunakan benda tajam
yang terkontaminasi oleh virus HIV, misalnya jarum suntik pada pengguna dan
pecandu narkoba, alat pembuat tatto dan alat tindik.
·
Mendapatkan transfusi darah
yang mengandung virus HIV.
·
Dari ibu ODHA kepada bayi
yang dikandung dan disusuinya.
·
HIV tidak dapat ditularkan
kepada orang lain melalui :
·
Bersalaman atau berpelukan.
·
Makanan dari piring yang
pernah digunakan ODHA.
·
Batuk atau bersin ODHA.
·
Gigitan nyamuk.
·
Berenang ditempat berenang
yang sama dengan ODHA.
·
Mengunjungi ODHA dirumah
atau dirumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar